Monday, March 24, 2008

dan peluru-peluru


jenderal-jenderal yang tersisa pulang ke kampung mereka dengan hati menyala
yakin bahwa takdir tentara ada di tangan dewa-dewa yang tak rela melihat damai
akhirnya turun di bumi, tak tahan mencium bau bungamatahari semerbak di ngarai
tak kuat menatap bayi-bayi bau tetek ibunya menganga dengan lidah merah delima

jenderal satu lalu kumpulkan batu, dirikan mezbah dan tunduk kepalanya
"yahwe! di mana darah kafir-kafir yang tercacah di batu perjanjianmu?"
lalu merobek leher perawan yang rela tubuh mulusnya jadi asap gelap
yang mengelus janggut orang-orang tua

jenderal dua menari-nari mengangkat jubahnya dan berseru,
"yahwe! alam semesta yang bergerak adalah amarah adalah tawa,
sanggama yang mutlak adalah penciptaan karunia berkahmu!"
lalu merobek leher perawan yang rela tubuh mulusnya jadi wadah lelap
yang memandu mulut orang-orang tua

jenderal tiga mengangkat pedangnya tinggi ke angkasa dan menebas kepala
semua yang hadir di sana, berbusa mata dan mulutnya bergumam,
"yahwe! kasih yang sejati hanyalah padamu padaku dan pada sesamaku
lalu merobek lehernya yang keriput merindu masa muda

karena engkaulah satu-satunya jalan damai kasih dan keselamatan

dan peluru-peluru hanyalah jerawat di tumpukan daging berurat



lagi-lagi akibat berteman sama MJ di sini.

No comments: