Sunday, June 10, 2007

Puisi hari ini: 'Agoni' karya Rieke Saraswati

Agoni


Gerimis menghentikan orkes

kita, memilih untuk tidak

menambah luka pecut di wajah.


Tak terkatakan adalah nasib

bagi tubuhku,
tubuh yang memakai banyak

peta untuk ditelusuri.


Sementara kau tidak susah

untuk menjarahnya, meski

dengan beribu kelemahan.


Aku memang harus merutuk

sebab tidak tahan dengan

keadaan. Kau seperti jentik-

jentik yang berlompatan

ke seluruh permukaan jejakku.


Semesta tahu, aku ingin esa,

kau juga menginginkan esa.

Namun selalu ada yang ganjil

dan merajuk tak henti-henti.


Berilah pahatan pasti tentang

orakel di masa depan agar

gerimis tidak lagi lancang

menghentikan orkes kita.



4 Juni 2007

Friday, June 8, 2007

Bermain Pasir

Aku yang sakit membagi nyeri
Dengan gelombang pedih dan api

Mimpi bermain pasir
Berburu kerang
Menelan air
Asin menggenang

Aku yang nyeri tersenyum sendiri
Terlelap dalam secangkir kopi


jawaban atas puisi Epri, yang menjawab puisi 'Tidak Sakit', 7 Juni, 2007

Thursday, June 7, 2007

Re: Selesma


badai berlari-lari di atap

seperti tuhan mencipta pagi.

tapi kita tak peduli



lenteraku padam.


(lebih baik bercinta di kegelapan)



jawaban buat puisi 'Selesma' dari Anya
-cubicle universe, 6 Juni 2007-

Wednesday, May 30, 2007

Sehari Semalam

Seharian belum mandi, udara sejuk segar
Hujan semalaman, sehari penuh
Wangi jeruk nipis di hidung
Lagu-lagu pop di udara

Sedikit kesepian, banyak pikiran
Mau ke mana dari sini?
Mau mulai dari mana
Pagi nanti?

Ada mimpi-mimpi
Yang tak kunjung berhenti
Ada perih-hati
Yang semakin hampiri

Musim hujanmu keringkan sumur-sumur langitku
Kemarau kau menetak pecahan kelopak membatu
Ada kelembapan di lorong samping kamar
Ada melekatnya di ujung sayap camar

Mau mengunci dia, walau duka kian mengguncang
Mau menulis apa, kalau tinta jiwa kerontang


Ditulis waktu malam hujan, di Buku Kafe Depok
Sabtu, 12 Feb, 2005, 8.37pm.
Lihat di sini