Gerimis menghentikan orkes
kita, memilih untuk tidak
menambah luka pecut di wajah.
Tak terkatakan adalah nasib
bagi tubuhku,
tubuh yang memakai banyak
peta untuk ditelusuri.
Sementara kau tidak susah
untuk menjarahnya, meski
dengan beribu kelemahan.
Aku memang harus merutuk
sebab tidak tahan dengan
keadaan. Kau seperti jentik-
jentik yang berlompatan
ke seluruh permukaan jejakku.
Semesta tahu, aku ingin esa,
kau juga menginginkan esa.
Namun selalu ada yang ganjil
dan merajuk tak henti-henti.
Berilah pahatan pasti tentang
orakel di masa depan agar
gerimis tidak lagi lancang
menghentikan orkes kita.
4 Juni 2007
No comments:
Post a Comment